Foto, Bupati Karolin foto bersama forkopimda, ulama dan undangan, dalam kegiatan Budaya Robo-robo di Masjid Jami, Desa Raja, Kecamatan Ngabang, Landak (dok Ya' Syahdan).
(NGABANG), WARTALANDAK.NET – Tradisi budaya Robo-robo kembali digelar penuh khidmat di Kabupaten Landak. Kegiatan doa bersama yang berlangsung pada Rabu, 20 Agustus 2025 di Masjid Jami Desa Raja, Kecamatan Ngabang, ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat serta jajaran pemerintah dan aparat. Foto, Bupati Karolin, makan saprahan bersama undangan dalam kegiatan Budaya Robo-robo di Masjid Jami Desa Raja Kecamatan Ngabang, Landak (dok Ya' Syahdan).
Acara tersebut turut dihadiri oleh Bupati Landak dr. Karolin Margret Natasa, MH, Kapolres Landak, Dandim Landak, perwakilan dari Kejaksaan, para pimpinan OPD, Camat Ngabang, ulama, aparatur desa, tokoh adat, serta masyarakat Desa Raja dan sekitarnya. Kehadiran para pemimpin daerah bersama tokoh agama dan adat semakin menegaskan arti penting kebersamaan dalam tradisi Robo-robo yang diwariskan turun-temurun.
Dalam sambutannya, Bupati Karolin menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang diyakini sebagai bentuk doa tolak bala sekaligus memohon keselamatan. Ia menekankan bahwa Robo-robo bukan sekadar ritual adat, melainkan tradisi sarat makna yang memperkuat silaturahmi dan spiritualitas masyarakat.
“Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan, karena atas berkat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul di Masjid Jami Desa Raja. Hari ini kita berdoa bersama untuk keselamatan, agar dijauhkan dari marabahaya, dan semoga kegiatan ini membawa keberkahan bagi kita semua,” ujar Karolin.
Menurutnya, pelestarian Robo-robo sangat penting agar generasi muda tetap memahami nilai luhur dari tradisi leluhur. “Kegiatan ini jangan sampai hanya dipandang dari sisi ritual atau makanan yang disiapkan. Yang utama adalah doa tulus kita bersama. Mari terus ajarkan tradisi ini kepada anak-anak agar mereka bisa merasakan kebersamaan dan manfaat spiritualnya,” tambah Karolin.
Bupati juga menegaskan bahwa doa bersama dalam Robo-robo adalah simbol persatuan. “Silaturahmi yang kita bangun hari ini adalah modal penting dalam menjaga kerukunan di Kabupaten Landak. Dengan kebersamaan, kita bisa menghadapi tantangan apapun,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Masjid Jami, Haji Ya’ Zaiyadi, S.K.M, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya doa bersama ini. Ia menekankan bahwa bacaan doa Safar dan doa tolak bala memiliki makna mendalam bagi masyarakat. “Kita berdoa agar terhindar dari segala halangan dalam aktivitas sehari-hari, baik dalam pendidikan maupun pekerjaan. Semoga Allah memberikan keselamatan kepada kita semua,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran Bupati, Kapolres, Dandim, Kejaksaan, ulama, hingga Camat Ngabang tokoh adat. “Kehadiran para pemimpin ini menjadi dukungan moral yang sangat berarti bagi masyarakat Desa Raja,” katanya.
Foto, masyarakat yang menghadiri Budaya Robo-robo di Masjid Jami Desa Raja Kecamatan Ngabang, Landak. (dok Ya' Syahdan).Tradisi Robo-robo sendiri merupakan warisan leluhur yang setiap tahun dilaksanakan masyarakat, khususnya pada bulan Safar dalam kalender Hijriyah. Selain sebagai doa menolak bala, kegiatan ini juga menjadi sarana mempererat tali silaturahmi antarwarga, menumbuhkan rasa kebersamaan, serta memperkuat identitas budaya masyarakat Landak.
Dengan suasana penuh kekhidmatan dan kebersamaan, kegiatan Robo-robo di Desa Raja tahun ini kembali menjadi bukti bahwa masyarakat Landak tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menghidupkan nilai spiritual, sosial, dan budaya sebagai warisan berharga untuk generasi mendatang.
Penulis Ya' Syahdan.