(PALANGKARAYA), WARTALANDAK.NET – Desa Batilap, Kalimantan Tengah, 18 Agustus 2025, baru saja mencatat sejarah kecil namun berarti dalam dunia literasi. Selama sebulan penuh, sejak 1 hingga 31 Juli 2025, masyarakat setempat berpartisipasi dalam Lomba Menulis Kreatif "Akar dan Kata" yang digagas oleh Tamara Anisa, Spesialis Komunikasi dari Tim Wildlife Work Indonesia (WWI).
Lomba ini terbuka bagi warga Batilap dan sekitarnya, dengan tujuan memberikan ruang bagi masyarakat untuk menuangkan ide, mengabadikan cerita lokal, serta memperkenalkan kembali nilai-nilai budaya dan sejarah desa. Antusiasme warga terlihat jelas dari banyaknya karya yang masuk, dengan tema dan kualitas yang beragam.
Mengusung tajuk "Akar dan Kata", para peserta ditantang untuk mengeksplorasi kekayaan lokal—mulai dari cerita rakyat, sejarah desa, hingga kehidupan sehari-hari masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam. Hasil tulisan para peserta diharapkan menjadi dokumentasi berharga sekaligus sarana pelestarian budaya untuk generasi mendatang.
Ragam Karya dan Peserta
Sebanyak 13 karya ikut bersaing, masing-masing menghadirkan perspektif unik. Ada yang mengangkat legenda setempat, seperti "Legenda Batu Balian: Penjaga Roh Hutan" karya Dona, hingga kisah sejarah seperti "Asal Usul Desa Batilap" karya Matnur. Ada pula yang merefleksikan keseharian masyarakat, seperti tulisan Beni berjudul "Kehidupan Masyarakat Mencari Nafkah, Kerja Nelayan di Sungai Desa Batilap".
Beberapa peserta juga menonjolkan nuansa personal dan emosional, misalnya "Batilap Desaku" karya Purwati Ningsih yang sarat rasa cinta terhadap tanah kelahiran, atau karya Sapna "Dari Ragu Menjadi Kepercayaan Diri" yang mencerminkan perjalanan batin seorang penulis muda.
Penjurian Profesional
Proses penjurian dilakukan pada 17 Agustus 2025 oleh Andriani SJ Kusni, seorang jurnalis independen berpengalaman lebih dari dua dekade. Ia dikenal luas sebagai pengasuh rubrik budaya dan masyarakat adat di media lokal Kalimantan Tengah, serta aktif dalam pelatihan penulisan naratif dan dokumentasi budaya.
Tamara Anisa menegaskan, seluruh proses penilaian berlangsung ketat dan profesional, demi menghasilkan pemenang yang benar-benar layak.
Para Pemenang
Setelah melalui seleksi, berikut para juara lomba menulis kreatif "Akar dan Kata":
- Juara 1: Ramona Sari – "Cerita desa yang penuh liku-liku" (Rp 1.000.000)
- Juara 2: Dona – "Legenda Batu Balian: Penjaga Roh Hutan" (Rp 750.000)
- Juara 3: Beni – "Kehidupan Masyarakat Mencari Nafkah Kerja Nelayan di Sungai Desa Batilap" (Rp 500.000)
- Juara Harapan 1: Sanah – "Setiap Langkah Awal dari Sejarah" (Rp 250.000)
- Juara Harapan 2: Matnur – "Asal Usul Desa Batilap" (Rp 250.000)
Penyerahan hadiah dilakukan secara transparan dan terbuka di Desa Batilap, bersamaan dengan peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2025.
Apresiasi dan Harapan
Ketua PPWI Kalimantan Tengah, Jumadi, memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta maupun penyelenggara. Menurutnya, kegiatan seperti ini bukan hanya menumbuhkan semangat literasi, tetapi juga menjadi bentuk nyata pelestarian budaya lokal.
“Desa Batilap telah membuktikan dirinya memiliki potensi besar, baik dalam pengembangan sumber daya manusia maupun pelestarian budaya. Kami berharap lomba ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kalimantan Tengah,” ujarnya.
Keberhasilan lomba "Akar dan Kata" di Batilap diharapkan menjadi langkah awal lahirnya program-program serupa di berbagai wilayah, sehingga nilai budaya dan literasi masyarakat dapat terus hidup dan berkembang.
Rilis (Jumudi).
Diterbitkan oleh Wartalandak.net (Ya'Syahdan).