(TAIWAN), WARTALANDAK.NET – Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan ancaman terhadap demokrasi global, Taiwan menyerukan pentingnya solidaritas antarnegara demokrasi untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dunia.
Menteri Luar Negeri Taiwan, Lin Chia-lung, menegaskan bahwa Taiwan memainkan peran vital di kawasan Indo-Pasifik, baik sebagai benteng pertahanan terhadap ekspansi otoriter maupun sebagai motor pertumbuhan ekonomi global.
“Dengan memproduksi lebih dari 60 persen chip dunia dan 90 persen semikonduktor tercanggih, Taiwan menjadi mitra yang tak tergantikan dalam rantai pasok global,” ujar Lin.
Selain sektor teknologi, Taiwan juga mengedepankan diplomasi kolaboratif melalui strategi Integrated Diplomacy yang menggabungkan kekuatan diplomasi, pertahanan, ekonomi, dan teknologi. Pemerintahan Presiden Lai Ching-te bahkan meluncurkan Empat Pilar Perdamaian untuk memperkuat ketahanan nasional sekaligus mendorong dialog damai dengan Tiongkok.
Taiwan juga aktif membantu negara mitra melalui proyek pembangunan, seperti kerja sama dengan Paraguay dalam sistem informasi rumah sakit, proyek energi cadangan dengan Eswatini, serta pengembangan konsep negara kepulauan cerdas bersama Palau.
Namun demikian, Taiwan masih menghadapi hambatan besar di panggung internasional. Meski berkontribusi signifikan, Taiwan tetap tersisih dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena interpretasi keliru atas Resolusi Majelis Umum PBB 2758.
“Resolusi itu hanya menyangkut representasi Tiongkok, tidak pernah menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari Republik Rakyat Tiongkok,” tegas Lin.
Seiring meningkatnya dukungan global, banyak negara kini menyuarakan pentingnya perdamaian di Selat Taiwan dalam forum internasional, termasuk G7. Beberapa parlemen bahkan menegaskan bahwa Resolusi 2758 tidak melarang Taiwan ikut serta dalam organisasi internasional.
Menjelang ulang tahun ke-80 PBB dan target akhir Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Taiwan menekankan perlunya inklusivitas global.
“Sudah saatnya PBB memenuhi visinya ‘no one left behind’ dengan melibatkan Taiwan. Dunia harus mau chip in with Taiwan demi masa depan yang lebih damai dan sejahtera,” pungkas Lin.
Penulis Lin Chia-lung, Menteri Luar Negeri Republik of China (Taiwan).
Diterbitkan oleh Wartalandak.net (Ya' Syahdan).