-->

IWO Kecam Teror Kepala Babi ke Tempo: Ancaman Serius terhadap Kebebasan Pers

Foto, Ketum IWO Pusat, Dwi Christianto (foto istimewa).
(JAKARTA), WARTALANDAK.NET
 – Ikatan Wartawan Online (IWO) mengecam keras aksi teror berupa pengiriman kepala babi ke redaksi Tempo. Insiden ini dianggap sebagai ancaman serius terhadap kebebasan pers dan upaya membungkam jurnalisme kritis di Indonesia.

Ketua Umum IWO, Dwi Christianto, menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk intimidasi yang tidak dapat diterima dalam negara demokrasi. "Kami mengutuk aksi teror ini sebagai upaya menekan kebebasan pers, yang merupakan pilar penting demokrasi," ujarnya dalam pernyataan resmi pada Kamis, 20 Maret 2025.

IWO menyatakan solidaritas penuh kepada Tempo dan seluruh jurnalis yang terus memperjuangkan kebenaran. Organisasi ini juga mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelaku sesegera mungkin.

"Kami meminta pihak berwenang agar segera mengungkap motif di balik teror ini. Perlindungan terhadap jurnalis harus menjadi prioritas untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang," tambah Dwi, yang juga merupakan dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Budi Luhur.

Kronologi Teror Kepala Babi

Teror ini menambah daftar panjang intimidasi terhadap media di Indonesia. Kantor Tempo menerima kiriman paket berisi kepala babi pada Rabu, 19 Maret 2025, sekitar pukul 16.15 WIB. Paket tersebut ditujukan kepada Francisca Christy Rosana, seorang jurnalis di desk politik Tempo yang akrab disapa Cica.

Cica baru menerima paket tersebut keesokan harinya, pada Kamis, 20 Maret 2025. Saat paket dibuka oleh rekannya, Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran, tercium aroma busuk yang menyengat. Setelah lapisan styrofoam dibuka, mereka menemukan kepala babi dengan telinga yang sudah terpotong.

Menanggapi kejadian ini, Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, mengecam keras tindakan tersebut. "Ini adalah bentuk teror terhadap kebebasan pers. Kami sedang menyiapkan langkah-langkah hukum untuk menindaklanjuti kasus ini," tegasnya.

IWO menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam melawan segala bentuk ancaman terhadap kebebasan pers. "Jurnalisme yang independen adalah fondasi demokrasi. Kita tidak boleh membiarkan intimidasi seperti ini terus terjadi," tutup Dwi Christianto. (*).

Diterbitkan oleh Wartalandak.net (Ya' Syahdan).


Share:
Komentar

Berita Terkini