(CILEGON), WARTALANDAK.NET – Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Khairiyah Citangkil, Cilegon, Banten, terus mendorong peningkatan kapasitas dosen dan mahasiswa melalui kegiatan pengembangan diri. Salah satunya adalah dengan menggelar Workshop Creative Writing bertema “Hidup Makin Bermakna dengan Menulis” pada Kamis, 3 Juli 2025.
Acara yang menghadirkan Aat Surya Safaat—asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sekaligus wartawan senior nasional—itu diikuti oleh 40 dosen dari STIT Al-Khairiyah.
Ketua STIT Al-Khairiyah, H. Ahmad Munji, M.Pd., mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran Aat Surya Safaat sebagai narasumber. Ia menilai kehadiran tokoh pers nasional tersebut menjadi nilai tambah penting dalam upaya peningkatan mutu akademik di kampusnya.
"Workshop ini tidak hanya akan menjadi kegiatan rutin, tetapi juga akan menjadi syarat untuk mendapatkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) bagi para mahasiswa ke depan," ujar Ahmad Munji saat ditemui wartawan di Cilegon, Minggu (6/7/2025).
Ia juga mengungkapkan rencana kerja sama resmi antara STIT Al-Khairiyah dengan lembaga pers yang dipimpin Aat Surya Safaat. “Dalam waktu dekat akan dilakukan penandatanganan MoU yang akan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama sebagai payung hukum pelaksanaan pelatihan menulis kreatif bagi mahasiswa kami,” jelasnya.
Menulis untuk Masa Depan
Dalam materinya, Aat Surya Safaat menekankan bahwa menulis bukan sekadar sarana aktualisasi diri, melainkan juga wadah untuk menyampaikan pesan, idealisme, dan cita-cita demi perubahan positif.
"Menulis bisa berdampak luas. Contohnya Andrea Hirata, yang baru mulai menulis di usia 40 tahun, tapi sukses dengan Laskar Pelangi—buku yang menginspirasi banyak orang dan bahkan difilmkan," tutur mantan Kepala Biro ANTARA New York (1993–1998) dan Direktur Pemberitaan ANTARA (2016) tersebut.
Aat juga menyatakan kesiapan dirinya mendampingi mahasiswa STIT Al-Khairiyah dalam pengembangan keterampilan menulis, sebagai bekal menghadapi dunia kerja setelah lulus nanti.
Ia menambahkan, jumlah tulisan ilmiah yang diterbitkan oleh civitas akademika di jurnal berkualitas bisa menjadi tolok ukur mutu sebuah perguruan tinggi. Bahkan, katanya, jika tulisan-tulisan tersebut dapat dipublikasikan di media massa dalam bentuk ilmiah populer, maka itu menjadi nilai lebih yang membanggakan.
“Saya berharap para dosen yang mengikuti pelatihan ini dapat menularkan semangat menulis kepada mahasiswa dan ikut berkontribusi dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat,” ujarnya.
Workshop ini menjadi bagian dari komitmen STIT Al-Khairiyah dalam menciptakan lingkungan akademik yang produktif dan inovatif, serta membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis yang relevan dengan tantangan zaman.
Rilis.
Diterbitkan oleh Wartalandak.net (Ya' Syahdan).